AKSARA JAWA DAN
TEKS JAWA
Ha –
na – ca – ra
– ka : ada utusan
Da – ta – sa
– wa –
la : lalu
berkelahi
Pa –
dha – ja
– ya – nga : sama – sama
beraninya Ma – ga
– ba – tha – nga : akhirnya menjadi bangkai
Pada jaman Panamakala tahun 768 Saka, Prabu Isaka raja di Negara Surati termasuk
Hindustan, meninggalkan Negara masuk ke hutan. Ia menjumpai Bathara Anggajali, kemudian pergi ke pulau Jawa. Tiba di Jawa ia mengak
bernama Empu Sangkala (Paramayoga,
1992 : 103).
1. Sejarah
Aksara Jawa
Sebelum muncul akasara yang disebut Carakan, yang sekarang orang menyebut akasara Ha – na – ca- ra- ka, orang telah menggunakan aksara yang disebut aksara Jawa
Kuna.
Aksara
Jawa Kuna yang digunakan
untuk tulis – menulis yaitu
:
a. Aksara Jawa
Kuna
(1)
Carakan
(3)
Sandhangan =
Penanda Vokal
(4)
Aksara
Penanda Vokal
b. Aksara Jawa
Baru
(1)
Carakan
(3) Aksara Swara
(4) Aksara Pasangan
(5) Aksara Sandangan
dan Tanda Pengganti Aksara
c. Hubungan Aksara Jawa
Kuna dan Aksara Jawa Baru
Bila membandingkan aksara Jawa Kuna dan Jawa Baru, terlihat adanya hubungan erat. Aksara Jawa baru berdasarkan Jawa kuna, dengan pengubalian aturan
penulisan, bentuk seni lukisan dan fungeinya.
Istilah Ha-na-ca-ra-ka yang konon dicipta
oleh Aji Saka perlu diselidiki kebenarannya. Cerita itu, fiksi atau kenyataan? Siapa pencipta aksara itu? Dengan mernbandingkan aksara Jawa kuna dan aksara Jawa baru, dapat diperoleh jawaban tentang pertanyaan itu. Aksara
Jawa
baru merupakan hasil penata masyarakat pemakai aksara Jawa. Tetapi tidak akan ada orang menggugat, kalau Aji Saka dianggap sebagai
penciptanya. Kalau bukan Aji Saka lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar